Thursday 15 April 2010

Alasan Dilarang Memakai Jilbab

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya akan menceritakan satu cerita dari negeri antah berantah yang entah keberadaannya ada ataukah tidak. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di suatu kota yang modern & ramai.
Ada salah satu teman saya, pada suatu hari dirinya merasa terpanggil untuk memakai jilbab, entah dapat pengaruh dari mana. Sampai kemudian hatinya menjadi tetap dan keukeuh ingin memakai jilbab, maka dia segera pergi ke toko aksesoris & pakaian muslim untuk membeli jilbab dan pakaian muslim.
Setelah memilih-milih jilbab & pakaiannya dengan berbagai macam model, kemudian langsung ia pakai dari toko dan pulang ke rumah dengan suka cita dan hati gembira riang gagap gempita.

Sesampainya di rumah dan bertemu orang tuanya. Orang tuanya pun kaget, terkejut, dan shock melihat anaknya yang pulang-pulang tiba-tiba sudah berjilbab. Seketika itu mereka menjerit, dan berteriak kepada anaknya itu, "Apa-apaan kamu memakai pakaian seperti itu?!"
Mereka sangat murka dan menyuruh anaknya untuk segera memakai jilbab tersebut.
Teman saya itu merasa terpukul sekali karena orang tuanya tidak mengijinkannya memakai jilbab. Bayangkan saja.. Ayah & ibunya benar-benar menentangnya untuk memakai jilbab! Dan mereka tidak tanggung-tanggung untuk memutuskan hubungan orang tua - anak, apabila ia masih tetap mengenakan jilbab itu terus.

Tetapi anak itu tetap bersikeras dan tidak berputus asa. Ia kemudian mengunjungi guru di tempatnya bersekolah untuk membujuk & berbicara kepada orang tuanya, agar mereka menyetujui dirinya yang mengenakan jilbab itu.
Dan ternyata, tanpa panjang lebar & berbasa basi gurunya pun ikut menolak!

Kemudian ia pergi menemui ustadz di sekitar rumahnya yang sudah ia kenal baik. Ia meminta ustadz tersebut untuk berbicara baik-baik dengan orang tuanya. Tapi hasilnya tetap ditolak! Sang ustadz pun tidak mau memenuhi permintaan dia, bahkan sang ustadz sampai megusirnya keluar.

Anak itu benar-benar merasa sendirian di dunia ini. Tak ada yang benar-benar mau mendukungnya untuk menutup aurat sampai mengenakan jilbab seperti itu. Dia benar-benar telah putus asa.
Dan sampai di rumah dia pun berkata kepada orang tuanya, "Ayah & ibu saya yang saya cintai. Maafkan saya, tapi saya akan tetap memakai jilbab ini. Jika kalian tetap tidak menyetujuinya, saya akan bunuh diri.

Tiba-tiba susasana menjadi hening, ketegangan telah sampai pada puncaknya.

Sambil menghela nafas, sang ayah berkata lirih kepada anaknya itu, "Bambang... Kalau kamu anak perempuan sih saya dan ibu setuju-setuju saja kamu memakai jilbab. Tapi kan kamu laki-laki nak... Kalau kamu pakai jilbab juga, apa kata dunia nanti??"

Dan akhirnya anak itu sadar bahwa dirinya bernama Bambang, dan dirinya ternyata laki-laki. Kemudian ia melepas jilbabnya, dan berpelukan dengan kedua orang tuanya.

Begitulah akhir cerita yang indah ini. Sungguh kisah yang mengharukan dan happy ending pula.

Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita di atas adalah bahwa ada kalanya kita mengingat siapa diri kita, bercerminlah, jangan sampai lupa pada diri kita yang sebenarnya, karena semua hal yang kita lakukan di dunia ini kita mulai dari yang paling dekat dan paling kecil, yaitu diri kita sendiri.
Boleh lah lupa, tapi jangan sampai keterlaluan seperti cerita di atas.

Demikian tulisan saya pada kesempatan kali ini. Semoga bisa menjadi bahan renungan dan bagi yang laki-laki jangan ditiru ya.. Dan yang perempuan juga jangan sampai nanti pas mau sholat pakai sarung, baju koko, dan peci.

Akhir kata.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment